Senin, 06 Mei 2019

GEDUNG JUANG TAMBUN BEKASI (KONSERVASI ARSITEKTUR)


C. GAMBAR KAWASAN TERPILIH
Pada kasus Konservasi bangunan Gedung Juang 45 Tambun ini, jenis kegiatan Konservasi Arsitektur yang cocok adalah kegiatan Preservasi dan Revitalisasi. Preservasi adalah kegiatan perawatan dan pemeliharaan bentuk fisik suatu tempat yang intinya adalah mempertahankan keadaan sekarang dari bangunan dan lingkungan cagar budaya agar keandalan kelaikan fungsinya terjaga baik. Sementara, Revitalisasi ialah kegiatan pemugaran yang bersasaran untuk mendapatkan nilai tambah yang optimal secara ekonomi, sosial, dan budaya dalam pemanfaatan bangunan dan lingkungan cagar budaya dan dapat sebagai bagian dari revitalisasi kawasan kota lama untuk mencegah hilangnya asset-aset kota yang berniai sejarah karena kawasan tersebut mengalami penurunan produktivitas. (Ref. UNESCO.PP. 36/2005, Ditjen PU-Ditjen Tata Perkotaan dan Tata Pedesaan).
Kegiatan Yang Diwadahi Kegiatan yang masih berlangsung hingga saat ini di Gedung Juang 45 Tambun adalah :

Berdasarkan informasi yang penulis dapatkan dari salah satu pegawai LPPA Tarbiyah dan pegawai LABKESDA mengatakan bahwa Kantor LPPA Tarbiyah Kab.Bekasi, DAMKAR Kab Bekasi serta LABKESDA akan dipindah-lokasikan ke kawasan pemerintahan terpadu Pemda Kab.Bekasi yang berada di Kota Deltamas Cikarang Pusat. 14 Dengan demikian, kegiatan yang akan diwadahi dalam redesain Gedung Juang 45 Tambun ini adalah sebagai berikut :

D. USULAN PENENGAHAN PELESTARIAN

site eksisting 

analisa dan konsep ruang


desain fisik




Desain non-Fisik Sebagaimana dijelaskan pada Bab II mengenai Metode Aksi Partisipatoris, usahausaha melakukan diskusi/dialog dengan pemerintah, pemilik industri, para penghuni area Gedung Juang 45, dan masyarakat Tambun sudah coba penulis lakukan. Dari hasil diskusi tersebut, dalam rangka optimalisasi perencanaan kawasan, tidak hanya didapati usul-usul mengenai pembangunan kawasan secara fisik, namun juga yang non-fisik berupa regulasi/peraturan. Dengan begitu, diharapkan pemfungsian dari bangunan yang direncanakan dan dirancang ini dapat optimal. Peraturan tertulis/tidak tertulis: 1. Para pelaku industri di Kab.Bekasi memberikan bantuannya dalam pembangunan Gedung Juang 45 ini baik dalam bentuk produk teknologi (panel surya, green roof, dll) maupun dalam bentuk pelatihan perawatan produk teknologi tersebut 2. Demi meningkatkan kemampuan ekonomi juga usaha pemberdayaan masyarakat sekitar, pengelola Gedung Juang 45 tidak diperkenankan membuka ruang kios. Telah tersedia kios-kios dagang juga warung makan di dekat lokasi Gedung Juang 45. 3. Peningkatan frekuensi penampilan atraksi budaya yang difasilitasi oleh PemKab dan dilakukan di Gedung Juang 45. 4. Dana tiket masuk yang terkumpul digunakan untuk keperluan peningkatan sosialbudaya Kabupaten Bekasi. 5. Harga tiket masuk (HTM) tidak memberatkan pagi pengunjung. 6. dll.

DAFTAR PUSTAKA
Akhyar, Yusuf Lubis. 2015. PEMIKIRAN KRITIS KONTEMPORER. Jakarta:
Rajawali Pers
Al-Maraghiy. Ahmad Musthafa, Penerbit CV Toha Putra. Semarang
Doerr Architecture. 2006. Definition of Sustainability and The Impacts Of Buildings
HAMKA. 1983. Tafsir Al-Azhar, Jakarta: Pustaka Panjimas
Hegazy, T. 2002. Life-cycle stages of projects. Computer-Based Construction Project
Management
Husaini, Adian. 2013. Filsafat Ilmi Perspektif Barat dan Islam, Depok: Penerbit GIP
Khumaidi, Ahmad DKK 2012. Kesenian Tradisional & Benda Bersejarah Di
Kabupaten Bekasi. Bekasi: Ilalang Cipta Media
Kuntowijoyo, 1991, Paradigma Islam: Intrepetasi Untuk Aksi. Bandung: Penerbit
Mizan
M. DeKay & G.Z. Brown. 2014. Sun Wind & Light, architectural design strategies
Nurdin, Ali. 2006. Quranic Society. Jakarta: Penerbit Erlangga
Sopandi, Andi DKK. 2002. Sejarah Bekasi Dari Masa Kerajaan Hingga Masa
Pembangunan. Bekasi: Kantor Arpuslahta Kabupaten Bekasi
WBDG Sustainable Committee. (August 18, 2009). Sustainable. Retrieved


Senin, 01 April 2019

Gedung Juang Tambun (Konservasi Arsitektur)


GEDUNG JUANG TAMBUN

PENDAHULUAN


Gedung Juang Tambun adalah sebuah situs sejarah yang terletak di kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi. Sebelum Revolusi Nasional, bangunan ini bernama Landhuis Tamboen atau Gedung Tinggi, dan merupakan pusat tanah partikelir milik keluarga Khouw van Tamboen. Gedung Juang Tambun dan stasiun Tambun yang telah dihancurkan yang terletak di belakang gedung ini, dua-duanya bergaya Art Deco dan merupakan satu kesatuan sejarah tidak terpisahkan.

Gedung Juang Tambun dibangun dengan dua tahap oleh seorang baba bangsawan dan tuan tanah, Khouw Tjeng Kee, Luitenant der Chinezen. Ia mempunyai dua saudara laki-laki, Luitenant Khouw Tjeng Tjoan dan Luitenant Khouw Tjeng Po. Ayah mereka adalah seorang tuan tanah bernama Luitenant-titulair der Chinezen Khouw Tian Sek.Setelah kematian Luitenant Khouw Tjeng Kee, kepengurusan baik tanah partikelir maupun Landhuis Tamboen jatuh ke tangan putra sang Luitenant, yaitu Khouw Oen Hoei. Ia adalah adik O. G. Khouw yang dimakamkan di mausoleum tersohor dan mewah di Petamburan. Sepupu mereka yang paling terkemuka pada era kolonial adalah Khouw Kim An, Majoor der Chinezen terakhir di Batavia, yang adalah putra paman mereka, Luitenant Khouw Tjeng Tjoan.
Tahap pertama pembangunan mulai pada tahun 1906, dan selesai pada tahun 1910. Kemudian tahap ke-dua pada tahun 1925. Pada awalnya, halaman depan Gedung Juang Tambun yang terlihat dari jalan Hasanudin ini banyak ditanami oleh pohon mangga yang pada masa itu tidak begitu dikenal di kalangan masyarakat wilayah Tambun dan Bekasi.
Landhuis dan tanah partikelir Tamboen disita dari keluarga Khouw van Tamboen pada tahun 1942 di tengah penjajahan Jepang. Pada saat perang kemerdekaan melawan Belanda, Gedung Juang yang pada saat itu dikenal dengan nama Gedung Tinggi dijadikan tempat pertahanan oleh para pejuang kemerdekaan yang itu berpusat di wilayah Tambun dan Cibarusah. Gedung juang Tambun ini berlokasi hanya beberapa kilometer dari perbatasan wilayah terluar Batavia yaitu wilayah Sasak Jarang yang kini menjadi wilayah perbatasan antara kecamatan Bekasi Timur, kota Bekasi dengan kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi. Akibat pertahanan Belanda di wilayah Bekasi sering diserang, maka Belanda sering meninggalkan tempat pertahanannya di wilayah Bekasi dan menarik diri untuk memperkuat wilayah pertahanannya di Klender, yang kemudian menjadi batas antara kota Bekasi dengan Jakarta Timur
Relief perundingan pertukaran tawanan perang antara pejuang kemerdekaan Indonesia dengan tentara Belanda
Gedung ini juga menjadi tempat perundingan pertukaran tawanan antara Belanda dengan para pejuang kemerdekaan Indonesia. Pejuang kemerdekaan Indonesia dipulangkan oleh Belanda ke wilayah Bekasi dan tentara Belanda dipulangkan ke Batavia melalui Stasiun Tambunyang lintasan relnya tepat berada di belakang gedung ini.
Pada tahun 1943 tentara Jepang mengambil alih gedung ini dan dijadikannya sebagai salah satu pusat kekuatan dalam menjajah Indonesia. Pada akhIr masa penjajahan Jepang, terjadi sebuah peristiwa besar pembantaian tentara Jepang oleh pejuang kemerdekaan Indonesia, di mana tentara Jepang yang pada saat itu menggunakan kereta api melintasi wilayah Bekasi hendak meninggalkan Indonesia melalui Bandar Udara Kalijati, Subang relnya dibelokan ke rel buntu yang membuat kereta terperosok, kemudian tentara Jepang yang sebagian besar tidak bersenjata dikarenakan mereka menyimpan senjatanya di gerbong barang, dibantai oleh pejuangan kemerdekaan Indonesia dan mayatnya dibuang di kali Bekasi. Setelah Jepang menarik diri dari Indonesia pada tahun 1945, KNI (Komite Nasonal Indonesia) menjadikan Gedung Juang Tambun sebagai kantor Kabupaten Jatinegara. Tidak hanya menjadi kantor kabupaten, gedung ini juga dijadikan sebagai menjadi tempat pertahanan dan pusat komando dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan dari tentara sekutu yang hendak menjajah Indonesia kembali.
Relief perjuangan pejuang kemerdekaan Indonesia melawan penjajah Jepang
Pada akhir tahun 1947Belanda melanggar Perjanjian Linggar Jati dan melakukan agresi militer pertama, Gedung Juang Tambun pun dapat dikuasai oleh Belanda setelah melakukan serangan bertubi-tubi hingga tahun 1949 Namun tahun 1950 pejuang Indonesia dapat merebut kembali gedung ini. Setelah gedung ini berhasil di kuasai dan wilayah Tambun berhasil diamankan, maka aktivitas pemerintahan kembali dilakukan di gedung ini. Tercatat pada tahun 1950 Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bekasi menempati gedung ini kali pertama, disusul oleh kantor-kantor dan jawatan lainnya hingga akhir 1982.
Pada tahun 1951 gedung ini diisi oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat, Batalyon Kian Santang. Lembaga wakil rakyat pun pernah berkantor di gedung ini hingga tahun 1960 diantaranya DPRD Sementara, DPRD Tk. II Bekasi dan DPRD-GR hingga tahun 1960. Pada tahun 1962 dijadikan tempat tahanan politik Partai Komunis Indonesia(PKI). Pada tahun 1982, Bupati Bekasi yang juga seorang budayawan, Abdul Fatah yang menjabat dari tahun 1973 - 1983 membentuk Akademi Pembangunan Desa (APD) di wilayah Tambun dengan menggunakan Gedung juang Tambun sebagai kampusnya.[5] Akademi Pembangunan Desa (APD) ini pada masa sekarang telah menjadi Universitas Islam 45 Bekasi dan telah memiliki kampus sendiri di dekat saluran Irigasi Tarum Barat (Kali Malang) di Jalan Cut Meutiakota Bekasi
Pada tahun 1999, gedung ini pernah menjadi kantor sekretariat Pemilu dan Dinas Kebersihan serta Pertamanan, dan sekarang dimanfaatkan sebagai Kantor Pemadam Kebakaran.

TELAAH PUSTAKA

Untuk menghindari adanya plagiarisme dan menegaskan orisinalitas penelitian yang dilakukan, penulis melakukan kajian pustaka. Di samping itu, dengan melakukan kajian pustaka, akan diketahui kedudukan penelitian tersebut. Adapun kajian pustaka yang penulis lakukan adalah dengan menelusuri hasil-hasil penelitian atau pun karya-karya yang memiliki keterkaitan dengan penelitian yang akan penulis lakukan di Bekasi. Di antara hasil penelitian atau pun karya yang merupakan kajian pustaka tersebut di antaranya adalah sebagai berikut: 
1. Ali Anwar, 2015, Kemandirian Ulama Pejuang K. H. Noer Alie, (Cetakan ketiga), Bekasi : Yayasan Attaqwa. Buku ini menjelaskan tentang KH. Noer Alie sejak kecil sangat mwnonjolkan sifat atau jiwa kepemimpinan, seorang yang tidak sombong ataupun ria akan ilmu yang dia miliki serta sosok yang tidak mudah menyerah. Dan peristiwa telah menunjukan kehebatan beliau dalam melawan penjajah di daerah Bekasi sendiri. 7 
2. A. H. Nasution, 1977-1979, Sekitar Perang Kemerdekaan Indonesia jilid I dan II, Bandung : Angkasa. Buku ini mmenjelaskan tentang perang ketika para nasionalisme memerdekakan bangsa ini yaitu Ir. Soekarno, Mohammad Hatta, dan juga para pemuda-pemudi Indonesia. Pada saat itu Bung Karno dan Bung Hatta dibawa ke Rengasdengklok, Karawang. 17 Agustus 1945, tepatnya di Jalan Pegangsaan Timur 56, akhirnya Proklamasi Kemerdekaan Indonesia diikrarkan di depan seluruh massa yang datang pada saat itu. 
3. Audrey R. Kahin, 1989, Pergolakan Daerah Pada Awal Kemerdekaan, Jakarta : Pustaka Utama Graffiti.Buku ini menjelaskan tentang gejolaknya sosial di daerah seluruh Indonesia untuk merebut kemerdekaan dari para penjajah. Dan juga betapa kuatnya dorongan sentrifugal pada awal kemerdekaan yang dimanifestasikan, antara lain, oleh bentuk pembangkangan regional dan tuntutan akan otonomi yang besar. 
4. Andi Sopandi, 2002, Kabupaten Bekasi : Latar Belakang Pembentukan dan Perkembangan, Bekasi : Kantor ARPUSLATA Kabupaten Bekasi.Buku ini menjelaskan tentang awal mula penyebutan nama daerah Bekasi sampai pemekaran wilayah tersebut dan kebudayaan di wilayah ini lalu perkembangan ekonomi, pembangunan dan juga pendidikan, dan lain-lain. 
5. Dinas Sejarah Militer Kodam VI Siliwangi 1979, Siliwangi Dari Masa ke Masa, Bandung : Angkasa Bandung. Buku ini menjelaskan tentang 8 awal militer Siliwangi di Indonesia lebih khusu wilayah Jawa Barat sendiri. Pada awal proklamasi , Siliwangi telah memberikan pengabdian yang tiada henti, tidak di daerah kekuasaannya sendiri di Jawa Barat, tetapi juga di berbagai penjuru Tanah Air, setiap ada pergolakan tanpa henti Siliwangi senantiasa menjadi “Tulang Punggung” pemerintah untuk turut serta menghadapi dan memadamkannya. 
6. R. Moh. Ali, 1965, Dalam Sejarah Revolusi dan Revolusi Dalam Sejarah, Djakarta :Bharata. Buku tersebut menjelaskan tentang berevolusinya rakyat Indonesia lebih khusus rakyat-rakyat Bekasi untuk merebut kemerdekaan Indonesia. 
7. Andi Sopandi, 2009, Sejarah dan Budaya Kota Bekasi, Bekasi : Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan, dan Kepariwisataan Pemerintah Kota Bekasi. Buku tersebut menjelaskan tentang sejarah berdirinya asalusul nama Bekasi dan kebudayaan Bekasi. 
8. Robert Bridson Cribb, 1990, Gejolak Revolusi di Jakarta 1945-1949 : Pergulatan Antara Otonomi dan Hegemoni, Jakarta : Pustaka Utama Graffti. Di dalam buku tersebut mmenjelaskan menampilkan peristiwa lokal atau daerah sebagai peristiwa sejarah dalam keseluruhan sejarah nasional, khususnya yang berkaitan dengan revolusi Indonesia pada awal kemerdekaan. 
9. Dinas Militer Kodam V Jaya, 1987, Sejarah Perjuangan Rakyat Jakarta, Tanggerang, dan Bekasi Dalam Menegakan Kemerdekaan RI, Jakarta :; 9 Virgo Sari Jakarta. Buku ini menjelaskan tentang perjuangan rakyat dari Jakarta, Tangerang, dan Bekasi untuk menegakan kemerdekaan Indonesia. 
10. Dien Majid, 1999, Jakarta-Karawang-Bekasi Dalam Gejolak Revolusi : Perjuangan Moeffreni Moe’min, Jakarta : Keluarga Moeffreni Moe’min Jakarta. Buku ini menjelaskan tentang gejolaknya rakyat Jakarta, Bekasi, dan Karawang untuk merebut tanah air kembali oleh rakyat tersbut. 
11. R. H. A. Saleh, 1992, Dari Jakarta Kembali ke Jakarta : Perjuangan Bersenjata 1945-1949, Jakarta : Pemerintahan DKI Jakarta Dinas Museum dan Sejarah Jakarta. Buku ini menjelaskan tentang perjuangan para rakyat yang bersenjata untuk melawan para penjajah di tanah air ini untuk merebut kembali tanah pribumi tersebut. 
12. Fajriudin Muttaqin, 2015, Sejarah Pergerakan Nasional, Bandung : Humaniora. Buku ini menjelaskan tentang pergerakan para tokoh, rakyat-rakyat, pemuda-pemudi, organisasi-organisasi untuk memperjuangkan haknya dari para penjajah dan juga merebut tanah air ini utnuk memerdekakan Indonesia ini. 
13. Adam Malik, 1962, Riwayat dan Perdjuangan Sekitar Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945, Djakarta. Buku ini menjelaskan tentang detik-detik kemerdekaan Indonesia. Dan para tokoh dan rakyat-rakyat Indonesia untuk bebas dari para penjajah selamnya. 10 
14. Slamet Muljana, 2008, Kesadaran Nasional Dari Kolonialisme Sampai Kemerdekaan, Jakarta : LKiS. Buku ini menjelaskan tentang sadarnya para kolonialisme atas kemunduran pemerintahannya di tanah air ini sampai parah gerakan yang ada di Indonesia ini semuanya bangkit untuk merebut tanah Nusantara ini. 
15. M. C. Ricklefs, 2007, Sejarah Indonesia Modern, Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. Buku ini menjelaskan tentang mulai dari kedatangan agama Islam, aspek-aspek umum dari negara-negara prakolonial dan kerajaan-kerajaan besar di Nusantara,kedatangan orang-orang Eropa di Indonesia, munculnya negara-negara baru, warisan-warisan kesastraan, keagamaan, dan kebudayaan, Indonesia jadi dipenuhi oleh bangsa barat, Jawa, Madura, dan VOC, daerahdaerah luar Jawa, Nusantara menghadapi zaman penjajahan baru, Indonesia juga membuat langkah-langkah untuk menuju kebangkitan nasionalisme, dan lain-lain. Posisi peneliti membahas tentang “Fungsi Gedung Juang 45 Bekasi: Relevansi Dengan Semangat Kebangsaan Tahun 1910-1950”. Bangunan tersebut sangat berinsfirasi untuk semangatnya menjaga warisan sejarah pada masa itu, supaya rakyat Indonesia untuk mengingat bahwasannya gedung itu pernah direbutkan oleh para pejuang Bekasi dan para penjajah. Sehingga penelitian ini berbeda dengan penelitian tema-tema lain sebelumnya. 

Rabu, 07 November 2018

Kritik Arsitektur Normatif dengan Metode Tipikal

Gedung Crystal of Knowledge, Perpustakaan Universitas Indonesia

 Gedung Crystal of  Knowledge (Perpus UI) yang berlokasi di Universitas Indonesia Pondok Cina, Beji, Kota Depok, Jawa Barat dirancang oleh DCM Architect (Duta Cermat Mandiri), didanai oleh pemerintah dan industri dengan anggaran sekitar Rp100 miliar, yang dibangun diarea seluas 3 hektar dengan 8 lantai, yang dirancang berdiri di atas lanskap bukit buatan dan terletak di depan Danau Kenanga. Bangunan perpustakaan yang akan menjadi iconic atau landmark ini, mempunyai konsep sustanable building yang ramah lingkungan (eco friendly), bahwa kebutuhan energi menggunakan sumber energi terbarukan, yakni energi matahari (solar energy), maka nantinya di dalam gedung tidak diperbolehkan menggunakan plastik dalam bentuk apa pun. Nanti semua kebutuhan plastik akan diganti dengan kertas atau bahan lain. Bangunan ini juga didesain bebas asap rokok, hemat listrik, air dan kertas.

  
Di dalam arsitektur kita mengenal banyak sekali bentuk. Seperti kata Paul Jacues Grillo, salah satu Arsitek dari Prancis yang terkenal “ALL ARCHITECTURE IS MADE OF FORM” jika diartikan kedalam bahasa Indonesia yaitu arsitektur diciptakan dari bentuk-bentuk. Dalam kenyataannya kita melihat banyak sekali bangunan-bangunan yang dirancang dalam berbagai bentuk yang sederhana tetapi dapat terlihat menarik, dan gedung ini merupakan salah satu Gedung yang memiliki bentuk fasad yang menarik, yaitu dengan bentuk kristal yang menjadi suatu ide bentuk dalam perancangan fasad bangunan tersebut. Bentuk kristal pada fasad perpustakaan UI, memiliki arti tersendiri yaitu melambangkan sifat kristal yang “bercahaya atau bersinar” yang di kaitkan dengan fungsi dari bangunan yaitu sebagai “perpustakaan atau sumber ilmu pengetahuan” yang berarti “cahaya dari sumber pengetahuan” yang di aplikasikan kepada fasad perpustakaan tersebut. Sehingga dari bentuk wujud bangunan dan fungsinya tersebut saling berkaitan.


    
Selain bentuk fasad yang unik dan di jadikan sebagai iconic tersebut perpustakaan UI memiliki ruangan fasilitas pendukung salah satunya area cafetaria, toko buku, toko cenderamata, ruang internet, restoran, pusat kebugaran, ruang pertemuan, ruang pameran, dan bank. Sehingga pengunjung yang dating selain melakukan aktifitas membaca di perpus tetapi bisa juga melakukan aktifitas pendukung lainnya.
 Perpustakaan ini mampu menampung sekitar 10.000 orang pengunjung dalam waktu bersamaan atau sekitar 20.000 orang perhari. Koleksi buku di dalamnya akan menampung 3-5 juta judul buku. Sistem IT mutakhir juga akan melengkapi perpustakaan tersebut sehingga memungkinkan pengunjung leluasa menikmati sumber informasi elektronik seperti e-book, e-journal dan lain-lain.
Selain itu penggunaan material pada perpustakaan tersebut menggunakan material yang aman bagi lingkungan sekitar, yang tidak mengandung asbeston. Diantaranya adalah :
· Interior menggunakan batu paliman palemo.
· Eksterior bangunan tersebut menggunakan batu alam andesit.


Gedung Perpustakaan Universitas Gundarma

Perpustakaan Pusat Universitas Gunadarma yang terletak di Kampus H Gunadarma, Kelapa Dua, Depok. Sebagai tempat menimba ilmu pengetahuan. Universitas Gunadarma menyediakan Perpustakaan yang dilengkapi dengan beragam bahan pustaka yang terdiri dari buku literatur baik dalam bahasa Indonesia maupun dalam bahasa Inggris, majalah, jurnal ilmiah serta buku ilmu pengetahuan lainnya. Fasilitas Perpustakaan Universitas Gunadarma telah digunakan oleh mahasiswa, dosen, karyawan dan alumni Universitas Gunadarma.

Sesuai dengan kemajuan teknologi komunikasi dan audio visual telah dikembangkan perpustakaan audio visual di Universitas Gunadarma. Perpustakaan audio visual tersebut dilengkapi dengan peralatan televisi dan video pendidikan. Untuk pengadaan modul film dan video pendidikan, perpustakaan tersebut dilengkapi dengan studio untuk melakukan pembuatan film dan modul pendidikan dalam bentuk slide serta rekaman video.
Perpustakaan menunjang Tridarma Perguruan Tinggi dengan fungsinya sebagai sumber informasi bagi pelaksanaan proses belajar dan mengajar, penelitian dan pengabdian pada masyarakat.

Jumat, 20 Juli 2018

KULIAH LAPANGAN ARSITEKTUR GUNADARMA 2018


LETAK GEOGRAFIS KOREA SELATAN

Korea Selatan adalah negara yang terletak di Asia Timur, tepatnya mencakup bagian selatan Semenanjung Korea. Korea Utara merupakan satu-satunya negara yang berbatasan langsung dengan Korea Selatan, dengan panjang perbatasan 238 km yang ditetapkan dengan DMZ (Garis Demarkasi Militer). Wilayahnya sebagian besar dikelilingi perairan dan memiliki panjang garis pantai 2.413 km. Sebelah barat dibatasi oleh Laut Kuning, sebelah selatan dengan Laut Cina Timur, sementara sebelah timur berbatasan dengan perairan Laut Jepang. Luas wilayah daratan keseluruhan adalah 100.032 km² dan luas perairan hanya 290 km².


Korea Selatan memiliki banyak pulau-pulau kecil di lepas pantai perairannya. Pulau terbesar adalah Jeju-do, yang terletak pada bagian selatan semenanjung dengan luas 1.825 km². Pulau penting lainnya adalah Ulleung di Laut Jepang dan Ganghwa di perairan sebelah barat. Walau sebagian besar pesisirnya memiliki garis yang rata, pantai selatan dan baratnya berteluk-teluk dan mempunyai dataran berlumpur yang luas.


Hanya 30 % daratan Korea Selatan yang merupakan dataran rendah, karena sebagian besar wilayahnya adalah dataran tinggi dan pegunungan. Dataran rendah sebagian besar terletak di pesisir barat dan di lembah-lembah sungai utama. Dataran rendah yang terpenting adalah dataran rendah Sungai Han yang mencakup DKI Seoul, dataran rendah Pyeongtaek di pesisir barat, Lembah Sungai Geum, Lembah Sungai Nakdong, dataran Yeongsan dan Honam di barat daya. Dataran rendah di pesisir timur lebih sempit.




SEJARAH KOREA SELATAN


Sejarah Korea Selatan secara resmi dimulai ketika pembentukan negara Korea Selatan pada 15 Agustus 1948, meskipun Syngman Rhee telah mendeklarasikan pembentukannya di Seoul pada 13 Agustus. Setelah Penjajahan Jepang di Korea yang berakhir karena kekalahan Jepang pada Perang Dunia II tahun 1945, Korea dibagi menjadi dua wilayah berdasarkan garis 38 derajat lintang utara sesuai dengan perjanjian yang diadakan oleh PBB. Uni Soviet di bagian utara dan Amerika Serikat di bagian selatan. Uni Soviet dan Amerika Serikat tidak berhasil mencapai kesepakatan mengenai implementasi penyatuan Korea. Hal ini mengakibatkan pembentukan pemerintahan yang terpisah dengan masing-masing pemerintah mengklaim memiliki wilayah resmi atas seluruh Korea.
Sejarah system pemerintahan Korea Selatan dalam perkembangannya diwarnai oleh pemerintahan yang demokratis dan otokratis secara bergantian. Republik pertama yang awalnya diklaim sebagai pemerintahan yang demokratis lama kelamaan menjadi otokratis hingga akhirnya jatuh pada tahun 1960. Republik kedua yang benar-benar demokratis harus dijatuhkan oleh rezim militer yang otokratis dalam waktu yang singkat. Republik keenam merupakan pemerintahan yang stabil dan menganut asas demokrasi liberal.

LOKASI YANG DI KUNJUNGI DI KOREA SELATAN


1.SEORAKSAN MOUNTAIN


Merupakan kawasan pegunungan yang memiliki pemandangan indah di hiasi dengan bunga sakura yang berjatuhan dan lingkungan tradisional korea selatan yang sangat terasa kental.

2.NAMI ISLAND


Merupakan sebuah pulau yang di jadikan tempat wisata yang menjadi daya Tarik bagi wisatawan asing untuk berkunjung ke pulau tersebut, karena banyak sekali serial drama korea yang mengambil shoot di pulau tersebut.

3.BUKCHON HANNOK VILLAGE

Merupakan kawasan tempat tinggal dengan ciri khas yang di miliki yaitu gaya tradisional khas korea yang sangat kental terasa, dan juga terdapat tempat pembuatan kimci di setiap halaman tempat tinggal tersebut.

4.NAMSAN HANNOK VILLAGE


Merupakan bekas tempat tinggal raja, ratu serta permaisurinya. Lokasinya dekat dengan seoul tower yang berada di tengah kota, sehingga menjadi daya Tarik karena merupakan tempat tinggal tradisional yang lokasinya berada di tengah ibu kota.


5.LOTTE WORD TOWER

Merupakan gedung tertinggi di korea selatan dan gedung tertinggi ke lima di dunia, yang memiliki ke canggihan teknologi dan estetika dari setiap sudutnya.

6.G - TOWER


Merupakan sebuah gedung yang memiliki bentuk yang unik dan letaknya yang berada di tengan kawasan kota baru di korea selatan menjadikanya bangunan yang terkonek dengan stastus smart city yang di sandang di kawasan tersebut.

7.MYONGDONG MARKET



Merupakan kawasan pusat perbelanjaan yang sangat terkenal di belahan dunia, dan terdapat berbagai macam jenis barang barang khas korea selatan, makeup , sepatu dll yang termasuk dalam kawasan duty free (bebas pajak)




OBJEK AMATAN KULIAH LAPANGAN ARSITEKTUR 2018


Objek amatan yang saya amati di Korea Selatan Yaitu Lotte World Tower yang berlokasi di 300 Olympic-ro, Jamsil 6(yuk)-dong, Songpa-gu, Seoul, Korea Sel.
LOTTE WORLD TOWER. (Korea: 롯데 월드 타워) adalah Gedung  pencakar langit supertall setinggi 554,5 meter (1.819 kaki) yang berlokasi di Seoul, Korea Selatan. Dibuka untuk umum pada 3 April 2017 dan menjadi gedung tertinggi di Negeri Ginseng, melampaui pemegang rekor sebelumnya yakni Northeast Asia Trade Tower setinggi 305 meter dan kini resmi dinobatkan sebagai gedung tertinggi kelima dunia oleh Council on Tall Buildings and Urban Habitat (CTBUH).
Setelah 13 tahun perencanaan dan persiapan lokasi, dan akhirnya menara memperoleh persetujuan akhir untuk memulai konstruksi oleh pemerintah pada bulan November 2010, dan kegiatan peledakan pertama dan perakitan kerangka diamati di lokasi konstruksi pada Maret 2011, Rampungnya pembangunan Lotte World Tower ini juga mengubah konstelasi 10 besar pencakar langit dunia.

DETAIL ARSITEKTUR

 Di dalam lotte tower terdapat perkantoran,mall,hotel dan retail. Menara ini telah dirancang dan dibangun dengan Lotte World Mall 10 lantai sebagai dasarnya yang telah beroperasi sejak 2014 silam. Kompleks ritel dan hiburan sebagai bagian besar komponen di dalam gedung telah menjadi penarik perhatian sangat populer sejak pertama kali dibuka. Hingga kini sebanyak 28,2 juta orang berkunjung selama 12 bulan pertama.

Fasilitas lainnya adalah ruang konser spektakuler dengan tempat duduk untuk 2.000 orang, gedung bioskop, pusat perbelanjaan, akuarium raksasa dengan beragam biota laut.


Tidak hanya itu, Lotte World Tower juga menyajikan taman rekreasi yang dapat terlihat dari lantai 102. Di sini ada wahana taman berisi gelanggang es dan museum rakyat.

Mall yang terdapat di Lotte tower menjadi daya tarik tersendiri bagi pada pengunjung karena terdapat berbagai macam barang barang khas korea selatan maupun brand internasional yang sulit di temukan


Pembangunan Lotte World Tower sendiri telah dilakukan tujuh tahun lalu dengan investasi 4 triliun won atau setara USD3,6 miliar. Bila dikonversi ke rupiah setara dengan Rp47,9 triliun (estimasi kurs Rp13.315/USD). Dengan biaya besar, Lotte menargetkan gedung pencakar langit ini mampu menghasilkan 10 triliun won dan menarik 50 juta wisatawan. Menurut situs Korea Tourism Organization (KTO), gedung ini dirancang untuk menahan gempa berkekuatan lebih dari 9 skala Richter seperti yang menimpa Kobe, Jepang.